Jumat, April 16, 2010

Welcome to The Real Program (3 bulan menjalani fase Indonesia)

Fase Indonesia. Ya, inilah fase kedua yang kami jalani pada Program Pertukaran Pemuda Indonesia Kanada 2009-2010. Satu yang unik pada fase ini adalah nasehat dari para alumni bahwa Fase Indonesia adalah fase dimana program benar-benar dirasakan oleh para peserta, dan untuk itu mereka tak ayal menyebutkan bahwa Fase Indonesia merupakan “The Real Programme” bagi para peserta. Statement seperti itu bukan tanpa alasan, selain mereka telah menjalani program ditahun sebelumnya, kami juga merasakan hal tersebut walaupun kami baru menjalani fase ini selama kurang lebih 3 minggu.

Desa Depok, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat merupakan tempat yang akan menjadi rumah kami selama mengikuti fase kedua dalam kurun waktu 3 bulan. Cukup banyak hal yang kami alami, dari positif hingga negatif. Hal yang positif mungkin banyak dialami oleh para peserta dari Indonesia, kembali berkomunikasi dengan masyarakat menggunakan Bahasa Indonesia, bisa berkomunikasi lagi dengan saudara-saudara atau orang-orang terdekat di daerah, menikmati kembali makanan Indonesia, dan masih banyak lagi. Ekspektasi yang dulu pada saat fase pertama ingin dicapai sebagian telah terpenuhi. Tapi masih banyak ekspektasi yang belum terpenuhi walaupun program telah berjalan sampai 1 bulan. Penyebabnya mungkin dari beberapa hal negative yang kami dapat. Entah itu dari grup ataupun para peserta yang lain. Perbedaan budaya dan kebiasaan serta adat istiadat adalah kunci dari timbulnya masalah tersebut. Indonesia dan Kanada merupakan 2 negara yang mempunyai 2 kebudayaan yang berbeda. Dan ini juga berdampak pada kebiasaan dari para peserta Kanada yang jelas kurang dapat diterima oleh para orangtua asuh atau para masyarakat. Kebebasan, kesenangan serta kemudahan yang mereka dapati di negara mereka, kini tak bisa mereka rasakan di fase kedua karena terkendala peraturan. Tetapi bukan berarti karena ada peraturan mereka merasa terkekang, sebagian peserta dari Kanada bahkan tidak mengerti akan peraturan yang ada di desa. Kebebasan yang mereka dapati di Kanada mereka bawa ke Indonesia. Jelas semua ini berdampak pada grup, komunitas dan para peserta dari Indonesia.

Untungnya, grup kami berisikan orang-orang yang mempunyai pemikiran yang bisa dikatan problem solver (pemecah masalah). Akhirnya masalah dapat teratasi, tapi ada beberapa dampak yang timbul dari pemecahan masalah ini. Seth Corkum dan Anne Decaire S. adalah 2 diantara seluruh peserta yang akhirnya “menyerah” walaupun program belum selesai. Mereka memutuskan untuk kembali ke Kanada dan mengakhiri program. Para peserta dan project supervisor tidak dapat memaksakan kehendak mereka. Kesedihan grup akan kepergian anggotanya tidak berlarut lama. Bagaimanapun program harus tetap berjalan berapapun anggota tersisa.

Setelah kejadian tersebut, peserta harus focus ke program. Kegiatan rutin hari-hari terus kami jalani. Bekerja di berbagai tempat, kursus Bahasa Inggris untuk para siswa SD, perencanaan community project dan masih banyak lagi. Inilah beberapa kegiatan utama yang kami jalani di fase ke-2 ini. Seperti halnya di fase Kanada, kami mempunyai beberapa tempat kerja yang nantinya akan menjadi tempat bagi para peserta untuk saling belajar dari masyarakat. Beberapa tempat yang menjadi tempat kerja (workplacement) bagi peserta adalah sawah-sawah masyarakat, temapat pembuatan meubel, sekolah dasar, kantor lurah, dan lain-lain. Dari sini para peserta akan belajar mengenai apa yang mereka kerjakan di tempat kerja masing-masing. Selain itu, mereka juga berbagi pengalaman tentang apa yang mereka dapat di Kanada ke orang-orang yang ada di tempat kerja. Kegiatan sore hari untuk pesert aadalah mengajar bahasa Inggris untuk siswa-siswi sekolah dasar di Desa Depok. Para siswa-siswi bebas datang dari hari senin-rabu mulai pukul 15.00-16.00 wib. Materi yang disampaikan bermacam-macan mulai dari materi tertulis, praktek sampai dengan game-game menarik yang dilakukan peserta kepada para siswa-siswi. Kegiatan pokok bagi peserta PPIK adalah community project. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengembangan desa melalui berbagai sector dan bagian. Seperti layaknya KKN di beberapa universitas, peserta mempunyai project yang bermacam-macam untuk pengembangan desa, mulai dari pembuatan batas awal-akhir desa, sosialisasi dan pembuatan tempat sampah, perbaikan sarana olahraga desa dan lain sebagainya. Dana yang didapat adalah dana dari anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia yang khusus dianggarkan untuk program ini.

Dari berbagai kegiatan ini, 3 bulan dilalui dengan bersemangat. Berbagai pengalaman yang didapat peserta bukan hanya dari berbagai kegiatan yang dilakukan, tetapi juga dari keluarga angkat, masyarakat sekitar dan juga antar sesame peserta. Banyak alumni program ini mengatakan bahwa fase Indonesia adalah program yang sebenarnya. Ya, fase Indonesia adalah inti dari program ini karena semua kegiatan, semua kemampuan peserta dan juga semua pengalaman didapat dan dibagikan dalam fase ini. Aal.

0 comments:

Posting Komentar

For all Bloggers from BaBel, join this...

 
;