Minggu, Desember 26, 2010

Membanggakan??? Belum!!!!

Post kali ini beralih kepada kiprah Tim Nasional Indonesia asuhan Alfred Riedl yang berlaga di Suzuki AFF Cup. Babak penyisihan dilalui dengan hasil sempurna, 3 kali kemengan dari 3 kali pertandingan dan 13 gol tercipta dari kaki para pemain Indonesia. Semifinal pun berlangsung ketat dengan hanya menghasilkan 2 gol untuk Indonesia berbanding kosong untuk Filipina di 2 pertandingan home-away. Hasil yang cukup bagus bagi Timnas untuk melaju ke Final bertemu dengan negara serumpun, Malaysia. Tapi hasil maksimal di perjalanan menuju final sedikit "ternoda" oleh penampilan para pemain di leg 1. Indonesia kebobolan 3 gol di babak ke-2 dalam kurun waktu 15 menit. Inilah yang sebenarnya menjadi tolak ukur permainan Indonesia. Apakah Indonesia hanya JAGO KANDANG?


Kenyataannya Indonesia tak lebih dari tim beruntung di turnamen kali ini, bagaimana tidak, lihat saja hasil positif yang diperoleh pada babak penyisihan sampai dengan semifinal. Semua pertandingan dimainkan di Gelora Bung Karno, Jakarta, tentu saja dibawah antusiasme dukungan penuh para suporter Tim Merah Putih. Di penyisihan terkahir melawan Raja Asia Tenggara, Thailand. Jika bukan 2 gol penalti dari Bambang Pamungkas, skor akhir adalah 1 – 0 untuk Thailand. Berlanjut ke pertandingan melawan Filipina di semifinal. Pertandingan away Indonesia tetap dilangsungkan di GBK karena stadion di Filipina tidak layak pakai. Di GBK pun Indonesia hanya mampu memetik kemenangan tipis 1 – 0, itu pun setelah melalui proses pertandingan yang ketat. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika Indonesia bermain di Filipina pada pertandingan tersebut. Jika melawan Malaysia saja Indonesia mendapat hasil seperti ini, bagaimana jika melawan Filipina? Dengan 9 pemain naturalisasi dari Eropa ditambah pemain ke-13, yaitu para supporter tim Filipina sendiri. Kemenangan 1 – 0 dilaga home pun mungkin akan terlihat PERCUMA!!!
Tetapi bagaimana jika Timnas mendapat giliran bermain di pertandingan away sebenanya? Kita bisa melihat dari pertandingan di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur kemarin. Permainan Indonesia bisa dikatakan “melempem”, hampir tidak ada perlawanan berarti di sepanjang permainan, kecuali pada menit-menit akhir, itu pun seakan menjadi penghibur bagi masyarakat Indonesia sendiri karena tetap saja tak membuahkan hasil. Ditambah lagi dengan adanya intimidasi dari para supporter Malaysia berupa sinar laser yang diarahkan ke mata penjaga gawang Timnas, Markus Haris Maulana, untuk menggangu konsentrasi para pemain. Buktinya, setelah insiden walk-out oleh para pemain Indonesia, permainan Indonesia bisa dibilang makin kacau, dan masyarakat dengan jelas menyaksikan, 3 gol tanpa balas disarangkan pemain Malaysia dalam waktu yang relatif singkat. Pemain belakang Indonesia seakan kehilangan daya juang. Lihat saja 3 gol yang tercipta, semua seakan tertuju kepada Maman cs. di lini belakang. Pertama, gol dari Safee berawal dari buruknya antisipasi Maman terhadap pemain sayap Malaysia. Gol ke-2, berawal dari lemahnya Hamka Hamzah menutup pergerakan pemain Malaysia, Gol ke-3, 3 pemain belakang Indonesia seakan tak melihat ada seorang pemain depan Malaysia berdiri bebas di antara mereka dan kemudian melepaskan tandukan terarah ke gawang Markus. Bagaimana peluang Indonesia? Saya tidak bisa mengulas banyak karena memang hampir tak ada serangan berarti dari Indonesia di sepanjang pertandingan khususnya babak pertama. Duet Gonzales dan Yongki tak lebih dari pelengkap bagi lini depan Indonesia.
Terlepas dari apapun hasilnya dan bagaimana semangat juang Timnas, saya pribadi menilai permainan Timnas Indonesia belum bisa dikatakan maksimal atau mungkin belum bisa dibanggakan. Masyarakat, khususnya yang mengerti akan sepakbola tentu bisa melihat peristiwa ini. Jika pada saat laga home di final ke-2 nanti para pemain Indonesia tetap bermain sama dengan apa yang ditampilkan kemarin, jangankan mengejar ketinggalan 4 – 0, 2 – 0 saja mungkin akan susah didapat. The Key is in 11 Players On the Pitch. Masyarakat penanti permainan santai sama pada saat 2 pertandingan awal penyisihan. Aksi menawan M. Ridwan, semangat juang Okto Maniani, skill Firman Utina, tembok tangguh Maman dan Hamka, tusukan jitu dari M. Nasuha serta penyelesaian terbaik Gonzales dan Irfan Bachdim. Tetapi jika semua itu tak bisa berlanjut, saya akan setuju dengan update-status facebook dari salah satu teman saya, “akhirnya, supporter karbitan pun akan menghilang dan infotainment lebay pun akan bungkam!”.

0 comments:

Posting Komentar

For all Bloggers from BaBel, join this...

 
;